Amanah. penting atau penting banget?

*Amanah mempengaruhi rezekimu*


Amanah adalah sebuah sifat yang terlihat mungkin mudah untuk di jalani, tapi tidak semua orang mampu menjalankannya.

Kita mengetahui salah satu sifat Rasulullah SAW adalah amanah. Dan karena salah satu sifat beliau inilah maka banyak para saudagar kaya dari berbagai negara bahkan berbeda agama mencari-cari beliau.

Kita mungkin juga sering mengucapkan amanah, tapi lupa menerapkan pada diri sendiri.

Dalam hidup Amanah adalah salah satu sifat mulia, dimana saat kita betul-betul menjalankannya dengan baik, maka insyaa Allah selamat dunia akhirat. Bahkan sampai dalam hal rezekipun hal ini sangat mempengaruhi.

Misal saat kita di amanahi piutang. Baik piutang uang, barang, perdagangan atau apapun. Dan sebaik-baiknya piutang adalah dalam perdagangan.

Banyak orang yang mengesampingkan hal ini. Misal ketika kita di amanahi piutang uang atau dagang, karena kita kenal jadi mengenyampingkan membayar. Padahal si pemberi piutang bukan karena dia kaya saja, tapi dia lebih ingin membantu dan menolong mengingat bagaimana dengan piutang itu profitnya bisa membantu penafkahan keluarga, dengan piutang itu akan banyak kebaikan yang bisa kita lakukan, dengan piutang itu karena itu bentuk orang yang membantu ingin memuliakan teman-teman, seseorang memberikan piutang itu karena kebaikan teman-teman berharga bagi dia.

Namun sayangnya banyak orang yang memanfaatkan kondisi seperti ini.

Kadang kita tidak menyadari kenapa banyak rezeki terhambat, hidup kita bermasalah, dan selalu ada cobaan dalam hidup kita. Di sadari atau tidak selain karena dosa, adalah karena adanya amanah piutang kita yang tidak kita jaga dengan baik. 

Semakin kita menahan untuk membayar piutang, semakin rezeki kita tertahan oleh Allah SWT.

Ketika kita artinya telah menahan rezeki orang lain. Uang yang dia mau pakai untuk hal-hal penting jadi tertahan karena kita tidak membayarnya. 

Guru-guru kita bahkan sering mengingatkan terkait amanah piutang. Karena ketika kita meninggal kelak adalah terkait hutang ini sangatlah berat. 

Jika seseorang meninggal secara syahid, tapi meninggalkan hutang, maka ia akan terhalang masuk syurga.
Rasulullah SAW bersabda :
“Demi yang jiwaku ada ditanganNya, seandainya seorang laki-laki terbunuh di jalan Allah, kemudian dihidupkan lagi, lalu dia terbunuh lagi dua kali, dan dia masih punya hutang, maka dia tidak akan masuk surga sampai hutangnya itu dilunasi.”[2]
Bahkan Rasulullah SAW enggan menyolati orang yang memiliki hutang. Astaghfirullah🥺


Ya terkait amanah dalam hal ini, ketika ada seseorang yang mempercayai kita memberikan amanah berupa piutang, jadilah manusia yang amanah dan menjaganya dengan baik. 

Karena sebaik-baiknya dan mulianya piutang adalah hutang dalam perdagangan. Kembalikan modal ke modal, dan ambil profit secukupnya. 

Ketika kita memiliki utang, niatkan untuk bisa membayarnya, jangan sampai terlintas kita memiliki hutang tapi tidak membayar, maka akan celaka hidup kita. Jika dalam utang belum memiliki semua, cicil semampu kita. Datang dan bicarakan untuk menemukan solusi dengan si pemberi amanah. Jangan malah menghilang tanpa jejak.

Ketika ada keridhoan dari si pemberi amanah, maka insyaa Allah akan di mudahkan segala hal dalam hidup kita. 

Yuu jadi manusia yang lebih amanah lagi. Tauladani ke 4 sifat Rasulullah SAW dalam hidup yaitu 
- Shiddiq (Jujur)
- Amanah (Dapat Dipercaya)
- Tabligh (Menyampaikan)
- Fathonah (Cerdas)


Jika kita memiliki ke 4 hal ini, insyaa Allah selamat dunia-akhirat.


Komentar